Kata narsis
sering digunakan sebagai istilah untuk menyebut orang yang 'gila foto'
dan membanggakan diri sendiri. Padahal, narsis merupakan penyakit mental
yang si penderitanya lebih mungkin memiliki bakat untuk berbuat curang.
Narsis atau yang dalam istilah ilmiahnya
Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah penyakit mental ketika
seseorang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk
kepentingan pribadinya dan juga rasa ingin dikagumi.
Narsis termasuk salah satu dari tipe penyakit
kepribadian. Seseorang yang terkena penyakit narsis biasanya diiringi
juga dengan pribadi yang emosional, lebih banyak berpura-pura,
antisosial dan terlalu mendramatisir sesuatu.
Dan sebuah studi baru juga menunjukkan bahwa
orang dengan karakter narsis memiliki kecenderungan untuk berbuat
curang, baik pada tugas dan nyontek ujian sekolah.
Hasil studi menunjukkan bahwa orang narsis
termotivasi untuk menipu dan berbuat curang karena sifatnya yang selalu
ingin pamer kepada orang lain. Orang narsis juga tidak pernah merasa
bersalah dengan tindakannya.
"Orang narsis benar-benar ingin dikagumi oleh
orang lain. Saat menjadi pelajar, ia selalu ingin mendapat nilai bagus
dengan cara apapun termasuk berbuat curang dengan menyontek," kata Amy
Brunell, penulis studi dan asisten profesor psikologi di Ohio State
University di Newark, dilansir Medindia.
Menurut Brunell, orang narsis cenderung lebih
egois, melebih-lebihkan bakat dan kemampuannya serta kurangnya rasa
empati kepada orang lain.
"Narsisis (sebutan untuk orang narsis) merasa
perlu untuk mempertahankan citra diri yang positif dan mereka
kadang-kadang akan menyisihkan kekhawatiran etis untuk mendapatkan apa
yang mereka inginkan," jelas Brunell lebih lanjut.
Studi yang dilakukan tim Brunell melibatkan 199
mahasiswa. Pada studi ini, peneliti mengukur tingkat narsisme dengan
memilih pernyataan yang paling menggambarkan sifat partisipan.
Misalnya, partisipan dapat memilih antara 'saya
tidak lebih baik atau tidak lebih buruk daripada kebanyakan orang' atau
'saya berpikir saya orang yang spesial'.
Peneliti juga mengukur tingkat 'harga diri'
partisipan dan menanyakan seberapa sering partisipan berbuat curang
dengan menyontek pada saat mengerjakan tugas atau ujian sekolah selama
satu tahun terakhir.
"Kami menemukan bahwa salah satu bagian yang
lebih berbahaya dari narsisisme-eksibisionisme (keinginan untuk pamer
dan menjadi pusat perhatian) adalah terkait dengan kecurangan, dalam hal
ini kecurangan akademik," jelas Brunell.
Brunell mengatakan, keinginan untuk memamerkan
diri benar-benar membuat orang dengan karakter narsisme lebih mungkin
untuk melakukan tindakan curang.
Hasil studi ini telah dipublikasikan secara
online di jurnal Personality and Individual Differences.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders serta American Psychiatric Association pun menyebutkan
beberapa gejala dan kriteria penyakit narsis, diantaranya :
- Mementingkan diri sendiri, melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimiliki, berharap dikenal sebagai orang unggul tanpa ada hasil atau pencapaian tertentu.
- Terlalu bangga dengan fantasinya dan memiliki tujuan yang tidak realistik tentang keberhasilan yang tiada batas, kekuatan, kepintaran, kecantikan atau kisah cinta yang ideal.
- Percaya bahwa dirinya sangat spesial dan hanya bisa bergabung atau bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki status tinggi.
- Memerlukan pujian yang berlebih ketika melakukan sesuatu
- Memiliki keinginan untuk diberi julukan tertentu
- Bersikap egois dan selalu mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya
- Tidak memiliki perasaan empati terhadap sesama
- Selalu merasa iri hati dengan keberhasilan orang lain dan percaya bahwa orang lain juga iri padanya
- Menunjukkan sifat arogan dan merendahkan orang lain
- Mudah terluka, emosional dan memiliki pribadi yang lemah
Sumber:http://www.detikhealth.com/read/2010/12/06/094914/1509650/763/orang-narsis-punya-bakat-curang?ld991103763