1. Maulwi Saelan
Maulwi Saelan (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Agustus 1928; umur 81 tahun) adalah salah satu pemain sepakbola legendaris, bermain di Olimpiade 1956 dan juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia juga pernah menjadi salah satu ajudan pribadi presiden Soekarno. Selain itu ia dikenal juga sebagai pendiri Taman Siswa Makassar.
2. Ronny Paslah
Ronny Pasla (Medan, 15 April 1947 adalah mantan
kiper Indonesia yang berkiprah sekitar tahun 1960’an – awal 1970. Ejaan
namanya sering juga ditulis sebagai Ronny Paslah.punya julukan Macan
Tutul.
Prestasi Tim Nasional Indonesia
* Timnas Indonesia, Juara Piala Agakhan di Bangladesh, 1967
* Timnas Indonesia, Juara Merdeka Games, 1967
* Timnas Indonesia, Peringkat III Saigon Cup, 1970
* Timnas Indonesia, Juara Pesta Sukan Singapura, 1972
Prestasi Tim Nasional Indonesia
* Timnas Indonesia, Juara Piala Agakhan di Bangladesh, 1967
* Timnas Indonesia, Juara Merdeka Games, 1967
* Timnas Indonesia, Peringkat III Saigon Cup, 1970
* Timnas Indonesia, Juara Pesta Sukan Singapura, 1972
3. Yudo Hadianto
Yudo Hadianto (lahir di Solo, Jawa Tengah, 19 September 1941; umur 68 tahun) adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia era 1960-an dan 1970-an. Pada masanya ia sempat diakui sebagi kiper terbaik Asia. Selain itu ia pernah kuliah di Fakultas Ekonomi UI periode 1960-1963 tetapi tidak selesai.
Tim Nasional (1961-1976)
* Juara Merdeka Games 1962, 1969, 1974 di Kuala Lumpur, Malaysia
* Juara King’s Cup 1968 di Bangkok, Thailand
* Juara Aga Khan Cup 1970 di Bangladesh
Yudo Hadianto (lahir di Solo, Jawa Tengah, 19 September 1941; umur 68 tahun) adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia era 1960-an dan 1970-an. Pada masanya ia sempat diakui sebagi kiper terbaik Asia. Selain itu ia pernah kuliah di Fakultas Ekonomi UI periode 1960-1963 tetapi tidak selesai.
Tim Nasional (1961-1976)
* Juara Merdeka Games 1962, 1969, 1974 di Kuala Lumpur, Malaysia
* Juara King’s Cup 1968 di Bangkok, Thailand
* Juara Aga Khan Cup 1970 di Bangladesh
4. Hermansyah
Mantan Kiper Tim Nasional era 90 -an, membela
klub Mastrans Bandung Raya, dan ikut memberikan gelar juara Liga Dunhill
bagi klubnya. dikenal sebagai kiper tangguh, dan spesialis pemblok
penalti.
5. Kurnia Sandy
Penerus Hermansyah di tim nasional. didikan PSSI
Primavera, Kurnia Sandy juga pernah bergabung setahun dengan tim
italia, Sampdoria, walau tak sempat bermain. pulang ke Indonesia, Kurnia
Sandy memperkuat Pelita Jaya, Persik Kediri, Arema Malang, Persebaya
Surabaya. seperti Hermansyah, Kurnia Sandy dikenal sebagai kiper yang
memiliki kemampuan dan skill di atas rata – rata.
6. Listianto Raharjo
Salah satu nama yang sempat menjaga gawang Tim
Nasional adalah Listianto Raharjo, tangguh dan cekatan dalam menjaga
gawang adalah nilai plusnya.
7. Hendro Kartiko
Penjaga gawang tim nasional pasca era Kurnia
Sandy. karirnya dimulai dari Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan
kini membela Sriwijaya FC. menyabet gelar kiper terbaik pada Piala Asia
2000, dan dijuluki “Indonesian Fabien Barthez”.
8. Jendri Pitoy
Pasca era Hendro Kartiko, Jendri Pitoy sempat mengisi posisi penjaga gawang tim nasional, penjaga gawang Persipura Jayapura ini juga dikenal pandai membaca arah bola dan tangguh.
9. Markus Horison
Pasca era Hendro Kartiko, Jendri Pitoy sempat mengisi posisi penjaga gawang tim nasional, penjaga gawang Persipura Jayapura ini juga dikenal pandai membaca arah bola dan tangguh.
9. Markus Horison
Namanya mencuat kala membela PSMS Medan, Kiper
yang kini bermain untuk Arema Malang ini, dikenal tangguh dalam bola –
bola atas. salah satu penampilannya yang terbaik adalah ketika Piala
Asia 2007 di Jakarta, walau akhirnya Indonesia kalah 0-1, penampilannya
mengundang decak kagum, sampai saat ini Markus Horison, yang sekarang
telah menjadi muslim, dan merubah nama menjadi Markus Haris Maulana,
menjadi pilihan utama di tim nasional senior.
10. Sumardi
Last but not Least, Sumardi layak diberi gelar
salah satu kiper terbaik Indonesia, memperkuat Tim Nasional era 90-an,
Sumardi dikenal dengan kesetiaannya membela klub PKT, tahun lalu Sumardi
sempat memperkuat Deltras Sidoarjo, dan tahun ini kembali ke PKT yang
berubah menjadi Bontang FC. sulit dibobol lawan, ciri khasnya adalah
rambut kuncirnya.