Adalah sebuah keajaiban Terry Wallis bisa terjaga dari ‘tidur’
panjang selama 19 tahun. Cedera parah di otak akibat kecelakaan mobil
membuatnya hidup di bangsal panti jompo selama hampir dua dekade.
Otaknya secara perlahan menyembuhkan diri dan
membangun koneksi baru pada 2003. Pria yang sempat tak punya harapan
hidup itu terbangun di usia 42 tahun. Para ahli medis menilai itu
sebagai keajaiban di dunia kedokteran.
“Otak Terry mungkin telah mencari
jalur baru untuk membangun kembali hubungan fungsional ke daerah-daerah
yang melibatkan bahasa dan kontrol motorik, yang rusak akibat cedera,”
kata Nicholas Schiff, penulis senior studi tentang kerusakan otak yang
terbit dalam Journal of Clinical Investigation seperti dimuat ABCNews.
Meskipun
secara teknis sadar, Wallis sempat didiagnosis menderita amnesia akut.
Ia merasa dirinya berada di tahun terjadinya kecelakaan, 1980-an. Ia
juga kehilangan kemampuan bicara, makan, dan berjalan.
“Pencitraan otak
berteknologi tinggi menunjukkan bahwa sel-sel otak di daerah yang
relatif tidak rusak perlahan-lahan tumbuh dan saling terhubung selama
bertahun-tahun,” kata Schiff, yang juga direktur Laboratorium Cognitive
Neuromodulation Weill Cornell Medical College, New York.
“Ada
kemungkinan pasien yang dalam keadaan transisi sadar, tidak didiagnosis
dalam keadaan vegetatif, sehingga tidak mendapat perawatan dan
sumberdaya yang lebih baik,” kata Giacino, Direktur Asosiasi
Neuropsikologi di JFK Johnson Rehabilitation Institute, Edison.
Sebab,
sulit mengukur kesadaran pasien yang tidak bisa berbicara, menanggapi
suara atau memindahkan kepala mereka meski mata terbuka.
Wallis berusia
22 ketika terluka parah dalam suatu kecelakaan mobil. Setelah koma,
dokter memvonis ia akan menghabiskan sisa hidupnya di tempat tidur.
Wallis lalu dipindahkan ke sebuah panti jompo.
Sang ibu terus
menemani selama Wallis dalam keadaan vegetatif. Dan semua orang terkejut
saat Wallis memanggil “Ibu” setelah dua dekade terbaring tanpa daya.
Keadaan langka ini dinilai sebagai babak baru dalam penelitian kesadaran
di masa depan. Kisah Wallis dibuat dalam sebuah dokumenter berjudul
‘The Man Who Sleep 19 Years’.