Anjuran untuk gaya hidup sehat selagi muda bukan sekadar isapan jempol. Dengan menghindari makanan yang bisa memicu stroke, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, maupun kegemukan, atau tidak merokok, bisa mencegah Anda dari penyakit otak pada usia tua. Penelitian Rush Memory and Aging Project, di Rush University of Medical Center, menunjukkan semua yang memicu penyakit tersebut akan meningkatkan risiko sakit otak di usia tua.
Penelitian yang dipimpin Dr Julie A Schneider tersebut menunjukkan sebagian besar orang lanjut usia mengalami penyakit otak, baik yang terlihat maupun tidak. Dari 141 orang lanjut usia yang mereka teliti, hanya 20 orang (14,2%) yang terbebas dari sakit otak.
Orang berusia lanjut tanpa sakit jiwa juga seringkali memiliki penyakit otak. "Penyakit yang paling umum adalah alzheimer, tapi juga banyak gangguan lain," papar Schneider.
Selain itu, memiliki lebih dari satu penyakit di otak sangat meningkatkan kemungkinan munculnya gejala sakit jiwa. Pencegahannya, kata Schneider, menghindari pemicunya.
Otak manusia terdiri lebih dari 100 miliar syaraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu syaraf lain. Bayangkan, dengan kerumitan otak seperti itu, maka Anda wajib menyayangi otak Anda cukup dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering disepelekan.
Otak adalah organ tubuh vital yang merupakan pusat pengendali sistem syaraf pusat. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.
Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. Sungguh suatu tugas yang sangat rumit dan banyak. Maka, hindarilah 10 kebiasaan buruk di bawah ini jika Anda masih ingin otak Anda bekerja dengan baik.
Adapun sepuluh kebiasaan buruk tersebut dipaparkan di bawah ini, beserta alasannya:
Tidak sarapan pagi
Mereka yang terbiasa tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki kadar gula darah yang rendah. Akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi kurang. Otak juga butuh "makan" agar dapat bekerja optimal.
Makan terlalu banyak
Terlalu banyak makan, apalagi yang berkadar lemak tinggi, dapat berakibat mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.
Merokok
Zat-zat kimia beracun dalam rokok yang terhisap, misalnya karbon monoksida, akan menghalangi kemampuan darah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh termasuk otak, mengakibatkan penyusutan otak secara cepat. Nikotin juga dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol buruk (LDL) dalam darah. Akibatnya, transportasi lemak terganggu hingga menyumbat pembuluh darah dan menghalangi transportasi oksigen dan nutrisi ke otak. Merokok juga dapat mengakibatkan penyakit alzheimer.
Mengkonsumsi gula terlalu banyak
Konsumsi gula yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan terganggunya penyerapan protein dan nutrisi. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan gizi yang akan mengganggu perkembangan otak.
Tidak memakai masker polusi udara
Otak adalah konsumen oksigen terbesar dalam tubuh manusia. Menghirup udara yang berpolusi menurunkan suplai oksigen ke otak sehingga dapat menurunkan efisiensi atau daya kerja otak.
Kurang tidur
Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan kemampuannya. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan mempercepat kerusakan sel-sel otak.
Menutup kepala saat tidur
Kebiasaan tidur dengan menutup kepala dapat meningkatkan konsentrasi zat karbondioksida sehingga menurunkan proses menghirup oksigen yang dapat menimbulkan efek kerusakan pada otak.
Kurang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak kita. Kurangnya stimulasi pada otak dapat menurunkan kemampuan kerja sel-sel syaraf otak sehingga menyebabkan mengkerutnya otak.
Jarang berkomunikasi
Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu optimalnya fungsi kerja otak. Jarang berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual otak menjadi kurang terlatih.
Berpikir keras saat sakit
Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran saat kondisi sakit dapat menyebabkan kelelahan berlebihan pada otak dan mengurangi efektifitas kerjanya sehingga dapat merusak otak.