Larry Madin, Woods Hole Oceanographic Institution Timun laut dengan
tubuh transparan ditemukan di kedalaman 2,750 meter di dekat Teluk
Mexico. NEW ORLEANS,
Makhluk-makhluk asing dengan bentuk
tubuh yang aneh ditemukan dari dasar samudera selama survei kelautan
terakhir. Ada timun laut transparan bersulur, ikan yang mengepakkan
sepasang sirip besar seperti telinga 'dumbo' karakter gajah Walt Disney,
dan cacing tabung yang memakan minyak. Laporan yang dikeluarkan hari
Minggu (23/11) itu mencatat, 17.650 spesies yang hidup di bawah 656 kaki
(kira-kira 200 m) dari permukaan laut, di tempat yang tak tersentuh
cahaya matahari.
Penemuan ini merupakan hasil terbaru dari sensus
10-tahunan bagi satwa laut. "Bagian-bagian dari dasar lautan yang
tadinya kita kira serupa ternyata sangat kompleks," kata Robert S.
Carney, pakar oseanografi dari Universitas Negara Bagian Louisiana dan
juga peneliti terkemuka mengenai dasar lautan. Ribuan
spesies lautan bertahan hidup di kedalaman samudera yang gelap gulita
dengan cara mengkonsumsi bahan-bahan yang membusuk yang perlahan
tenggelam termasuk tulang-belulang dari ikan paus. Menurut laporan itu,
minyak dan metana juga menjadi sumber energi untuk penghuni dasar lautan
ini. Dengan laporan ini, para peneliti telah menemukan sekitar 5.600
spesies baru di samping 230.000 yang telah tercatat sebelumnya. Mereka
memperkirakan daftar spesies baru yang ditemukan akan bertambah beberapa
ribu lagi menjelang bulan Oktober 2010, ketika sensus akan
diselesaikan.
Para ilmuwan juga mengaku telah menemukan 5.722 spesies
hidup di kedalaman ekstrim samudera, di perairan yang lebih dalam dari
3.280 kaki (kira-kira 975 m). "Dasar lautan tadinya dianggap seperti
gurun tanpa penghuni hingga akhir-akhir ini; cukup mengagumkan untuk
mendokumentasi lebih dari 20.000 jenis spesies di daerah yang tadinya
disangka tak berkehidupan," kata Jesse Ausubel dari yayasan Alfred P.
Sloan, sponsor dari sensus ini. "Dasar lautan adalah daerah yang paling
sedikit terjelajah di bumi," tambahnya.
Para ilmuwan menyatakan saat ini
diperkirakan ada lebih dari sejuta spesies laut yang masih tak
diketahui. Bandingkan dengan daratan, di mana para pakar biologi telah
mendaftar sekitar 1,5 juta flora dan fauna. Lebih dari 40 spesies baru
karang didokumentasikan di pegunungan di dasar lautan, dan juga hamparan
brittlestar dan anemon seluas kota-kota. Hampir 500 spesies baru, mulai
dari mahluk sel tunggal hingga cumi-cumi besar telah ditemukan di
kedalaman dataran dan palungan samudera.
Satu penemuan penting lainnya
adalah bahwa 170 spesies baru tersebut mendapatkan energi dari bahan
kimia yang dikeluarkan dari lubang-lubang di dasar samudera. Salah
satunya adalah familia 'kepiting yeti', yang berbulu halus di
kaki-kakinya. "Di tengah Samudera Atlantis, para peneliti menemukan 40
spesies baru dari total 1.000 yang ada," kata Odd Aksel Bergstad, pakar
oseanografi dari Universitas Bergen, Norwegia, yang berada di kepulauan
Azores ketika diwawancara lewat telepon. "Saya terkejut menemukan
banyaknya kehidupan di tengah samudera," katanya. "Bahkan tak ada peta
yang bagus untuk daerah ini. Pemahaman kita ada keanekaragaman biologis
di sini sangat terbatas," jelasnya.
Lebih dari 2.000 ilmuwan dari 80
negara sedang bekerja untuk mengkatalog spesies-spesies di lautan.
Namun, meneliti jurang dasar laut cukup mahal dan sulit karena
membutuhkan kamera untuk kedalaman ekstrim, sonar, dan kendaraan kendali
jarak jauh yang memakan 50.000 USD per hari. Begitu sensus selesai,
direncanakan penerbitan tiga buku: survei populer satwa laut, lalu buku
kedua dengan bab terpisah untuk tiap grup kerja, dan yang ketiga
berfokus pada keanekaragaman biologis.