Situs askmen.com mendata 10 maskapai terburuk
dunia, dalam hal jumlah kecelakaan dan korban jiwa. Sayangnya, Garuda
Indonesia juga termasuk.
Media ini mencatat sejarah beberapa faktor yang amat penting bagi sebuah maskapai. Seperti prosedur operasional, training dan rute penerbangan namun hanya terbatas pada maskapai lintas benua. Selain itu, juga jumlah kecelakaan fatal dan korbannya.
Garuda Indonesia berada pada posisi ke-10 dengan catatan dua juta penerbangan sukses, empat kecelakaan fatal dan total korban jiwa 431 penumpang. Askmen.com mencatat Garuda pernah dilarang terbang ke wilayah Uni Eropa atau berada dalam daftar blacklist pada 2007.
Dua tahun kemudian, maskapai ini kembali diperbolehkan dan memilih Amsterdam, Belanda, sebagai destinasi pertamanya. Meski termasuk salah satu maskapai yang paling cepat memperbaiki diri pada 2010, media ini menyoroti kecelakaan fatal yang terjadi. Terutama pada 1997 yang menewaskan 234 penumpang.
Di posisi ke-9 adalah maskapai tetangga, Thai Airways, dengan 1,98 juta penerbangan sukses dan empat kecelakaan fatal yang menewaskan 352 penumpang. Kemudian Avianda milik Kolombia yang sempat menjadi maskapai paling modern di Amerika Selatan. Maskapai ini menyelesaikan 1,47 penerbangan sukses dengan empat kecelakaan fatal dan 500 kematian.
Pakistan International Airlines berada di posisi ke-7 dengan 1,43 penerbangan, lima kecelakaan fatal dan 440 penumpang tewas. Maskapai terbesar di Afrika, Egyptair milik Mesir berada di tempat ke-6 setelah menyelasaikan 1,07 penerbangan, serta empat kecelakaan fatal dengan 402 kematian.
Kenya Airways yang pengalamannya paling sedikit di daftar ini, berada di posisi ke-5 paling mematikan. Maskapai ini menyelesaikan 450 penerbangan sukses dengan dua kecelakaan fatal dan 283 kematian. Di posisi ke-4 Philippine Airlines yang didirikan pada 1941. Tercatat 1,18 penerbangan sukses, enam kecelakaan dan 107 kematian.
Iran Air, merjer dua maskapai pada 1962, berada pada posisi ke-3. Maskapai ini sempat besar pada 1960-1970-an dan telah mencatat 970 ribu penerbangan sukses dengan lima kecelakaan fatal dan 708 kematian. Runner up maskapai paling berbahaya adalah China Airlines yang bermarkas di Taiwan. Tercatat 910 ribu penerbangan, enam kecelakaan fatal dan 763 kematian.
Maskapai penerbangan paling berbahaya versi Askmen.com adalah Cubana Airlines. Catatan keamanannya terburuk di dunia, dengan armada yang kebanyakan ‘warisan’ Rusia.
Jumlah penerbangan suksesnya hanya 320 ribu, mengingat jumlah kecelakaan fatal yang mencapai delapan. Total penumpang tewasnya 404 orang dan kini tengah berencana mengganti seluruh armadanya.
Media ini mencatat sejarah beberapa faktor yang amat penting bagi sebuah maskapai. Seperti prosedur operasional, training dan rute penerbangan namun hanya terbatas pada maskapai lintas benua. Selain itu, juga jumlah kecelakaan fatal dan korbannya.
Garuda Indonesia berada pada posisi ke-10 dengan catatan dua juta penerbangan sukses, empat kecelakaan fatal dan total korban jiwa 431 penumpang. Askmen.com mencatat Garuda pernah dilarang terbang ke wilayah Uni Eropa atau berada dalam daftar blacklist pada 2007.
Dua tahun kemudian, maskapai ini kembali diperbolehkan dan memilih Amsterdam, Belanda, sebagai destinasi pertamanya. Meski termasuk salah satu maskapai yang paling cepat memperbaiki diri pada 2010, media ini menyoroti kecelakaan fatal yang terjadi. Terutama pada 1997 yang menewaskan 234 penumpang.
Di posisi ke-9 adalah maskapai tetangga, Thai Airways, dengan 1,98 juta penerbangan sukses dan empat kecelakaan fatal yang menewaskan 352 penumpang. Kemudian Avianda milik Kolombia yang sempat menjadi maskapai paling modern di Amerika Selatan. Maskapai ini menyelesaikan 1,47 penerbangan sukses dengan empat kecelakaan fatal dan 500 kematian.
Pakistan International Airlines berada di posisi ke-7 dengan 1,43 penerbangan, lima kecelakaan fatal dan 440 penumpang tewas. Maskapai terbesar di Afrika, Egyptair milik Mesir berada di tempat ke-6 setelah menyelasaikan 1,07 penerbangan, serta empat kecelakaan fatal dengan 402 kematian.
Kenya Airways yang pengalamannya paling sedikit di daftar ini, berada di posisi ke-5 paling mematikan. Maskapai ini menyelesaikan 450 penerbangan sukses dengan dua kecelakaan fatal dan 283 kematian. Di posisi ke-4 Philippine Airlines yang didirikan pada 1941. Tercatat 1,18 penerbangan sukses, enam kecelakaan dan 107 kematian.
Iran Air, merjer dua maskapai pada 1962, berada pada posisi ke-3. Maskapai ini sempat besar pada 1960-1970-an dan telah mencatat 970 ribu penerbangan sukses dengan lima kecelakaan fatal dan 708 kematian. Runner up maskapai paling berbahaya adalah China Airlines yang bermarkas di Taiwan. Tercatat 910 ribu penerbangan, enam kecelakaan fatal dan 763 kematian.
Maskapai penerbangan paling berbahaya versi Askmen.com adalah Cubana Airlines. Catatan keamanannya terburuk di dunia, dengan armada yang kebanyakan ‘warisan’ Rusia.
Jumlah penerbangan suksesnya hanya 320 ribu, mengingat jumlah kecelakaan fatal yang mencapai delapan. Total penumpang tewasnya 404 orang dan kini tengah berencana mengganti seluruh armadanya.