Penawaran dalam
lelang keperawanan seorang mahasiswi S2 di Amerka Serikat kini telah
mencapai angka 3,7 juta dolar AS (sekitar Rp40 miliar).
Seperti diberitakan situs berita Telegraph, Natalie Dylan (22) melelang keperawanannya untuk membayar ongkos kuliah S2 prigram studi Terapi Keluarga dan Pernikahan.
Saat lelang tersebut mulai mendapat sorotan pada bulan September tahun lalu, tawaran tertinggi adalah 243 ribu dolar AS (sekitar Rp2,5 miliar) dan sejak itu angka penawaran meroket.
Sudah 10 ribu pria yang menawar
untuk bersetubuh dengan Dylan. Warga San Diego, California itu memegang
gelar S2 bidang studi perempuan. Dia membantah lelang tersebut
merendahkan diri sendiri.
Dylan mengemukakan lelang itu dia selenggarakan setelah kakaknya, Avia, (23), membiayai kuliah dengan bekerja selama tiga pekan sebagai pelacur.
Menurut dia, ada berbagai jenis pria yang memberikan penawaran. Ada yang "aneh", "yang menggambar secara jelas apa yang ingin mereka lakukan" dan "banyak penawaran yang sopan dari pengusaha kaya."
Dylan mengemukakan lelang itu dia selenggarakan setelah kakaknya, Avia, (23), membiayai kuliah dengan bekerja selama tiga pekan sebagai pelacur.
Menurut dia, ada berbagai jenis pria yang memberikan penawaran. Ada yang "aneh", "yang menggambar secara jelas apa yang ingin mereka lakukan" dan "banyak penawaran yang sopan dari pengusaha kaya."
Dylan mengatakan dia siap melakukan uji medis jika ada yang meragukan keperawanannya.
"Ada beberapa pria yang jelas-jelas ingin mencari kekasih tetapi saya jelaskan kepada mereka bahwa ini cuma tawaran untuk hubungan semalam saja."
"Saya tahu banyak orang akan mengutuk saya karena ini tabu, tapi itu tidak masalah buat saya."
"Kuliahku benar-benar otentik karena itu saya melelang keperawanan tapi saya tidak menjual diri dan saya tidak mengambil untung apapun dari hal ini."
"Saya kira saya maupun orang yang mendapat keperawanan saya akan mendapat manfaat besar dari transaksi ini."
Lalu dia mengatakan "Aneh juga kaum pria mau membayar sangat tinggi untuk keperawanan padahal hal itu sekarang tidak lagi terlalu punya nilai."