Berikut ini adalah opini dan alasan mengapa orang tidak suka, bahkan tidak pernah mau pakai Blackberry. Nah, ini alasan-alasan serta fakta yang perlu anda tahu tentang Blackberry jika kebetulan anda sama seperti saya, belum sebagai pengguna Blackberry. Saya urutkan mulai dari atas dari yang paling tidak saya sukai:
1. Kepemilikan
Kalau pada ponsel biasa kita hanya mengenal IMEI, International Mobile Equipment Identity saja yang mengidentifikasi atau sebagai nomor seri ponsel kita maka kalau pada Blackberry masih ditambah satu lagi, yaitu Personal Identification Number (PIN) yang mengidentifikasi handset dan siapa pemilik Blackberrynya. Akibat adanya PIN ini, urusannya menjadi ribet jika kita akan menjual dan membeli Blackberry second. Mengapa? Karena account pada PIN Blackberry ini harus direlease dulu ke perusahaan Research In Motion Limited (RIM) Kanada, vendor Blackberry, lewat operator tempat kita berlangganan Blackberry Internet Service (BIS) agar status kita selaku pemilik yang lama didelete, sebelum kita berniat menjualnya. Sebab jika tidak, pembeli Blackberry second kita akan ditolak RIM sewaktu create email baru saat pertama kali mengaktifkan push email pada Blackberrynya.
2. Harga
Meski dari hari ke hari harga Blackberry makin turun, tetapi biaya operasional untuk menggunakan Blackberry masih terbilang cukup mahal menurut saya untuk rata-rata kantong orang Indonesia. Karena ada tambahan abonemen biaya mulai dari 100 ribu hingga 180 ribu untuk berlangganan BIS agar bisa berchatting ria lewat BBM atau menikmati Push email menggunakan Blackberry. Harga tersebut belum termasuk biaya pemakaian pulsa untuk nelpon dan SMS yang juga perlu anda bayar pada pemakaian Blackberry anda.
3. Robot
Bagi anda yang kebetulan salah satu orang penting, yang termasuk karena jabatan stategisnya bisa mendapatkan fasilitas Blackberry gratis dari kantor, jangan keburu senang dulu dan berbangga hati atas penghargaan ini. Mengapa? Dengan memegang Blackberry, siap-siaplah anda menjadi robot atau mesin yang bisa diremote pimpinan anda sewaktu-waktu, melebihi umumnya 8 jam orang kerja per harinya. Karena dengan memegang Blackberry, nantinya tidak ada alasan lagi buat anda untuk tidak menerima atau mengabaikan email atau instruksi penting dari Bos anda karena email bak SMS akan dikirim dan diterima secara realtime lewat Blackberry anda.
4. Cewek Bispak
Sama seperti alasan nomor tiga. Jika anda seperti saya, tipe orang yang tidak suka meng-On-Off ponselnya setiap hari, silahkan siap-siap juga, maaf, menjadi seperti ‘Cewek Bispak’ yang siap menservis 24 jam siapa saja. Bisa teman, relasi atau bahkan atasan anda sesama pengguna Blackberry, yang trendnya lebih senang menggunakan YM dan BBM yang gratis daripada SMS yang mesti harus bayar pulsa lagi. Kalau pada ponsel biasa kita masih punya alasan untuk mengabaikan dan tidak membalas SMS teman dengan alasan kehabisan pulsa misalnya, maka kalau pada pengguna Blackberry, alasan ini sudah tidak berlaku lagi.
5. Autis
Dengan memakai Blackberry, siap-siaplah bergabung dengan komunitas para manusia Autis pemakai ponsel cerdas atau smartphone lainnya. He…He… Seorang Reynald Kasali bahkan dalam sebuah seminar motivasi yang diikuti seluruh jajaran manager dari seluruh cabang pada company di perusahaan tempat kami bekerja, pernah menyindir kami demikian karena banyaknya menjumpai orang sekarang yang lebih asyik mengutak-atik ponselnya daripada membaca buku atau memperdulikan orang lain disekitarnya. Ingin tahu lebih jauh ciri-ciri orang Autis itu seperti apa? Baca artikel saya Hati-Hati Terkena Syndrom Autis
6. Interupsi setiap waktu
Dengan memakai Blackberry, siap-siaplah sepanjang hari waktu anda akan selalu mendapat alert interupsi berupa pemberitahuan ada Chatt BBM atau YM masuk, maupun adanya email masuk yang tak henti-hentinya memberondong anda sepanjang waktu terjaga anda setiap hari. Kalau dulu jamannya kita yang harus pull, menjemput informasi, dengan menenteng Blackberry, arus informasi yang ngepush ke kita setiap hari, suka atau tidak suka.
7. Rahasia Penting
Dengan memakai push email seperti dari layanan Blackberry, Ini juga berlaku pada semua layanan push email vendor lainnya, tanpa dihindari ada pihak ketiga selain pihak kedua penyedia layanan email anda tentu saja, punya hak akses dan bisa membaca dan mengetahui rahasia penting pada isi email anda, selain anda sendiri. Bayangkan account paypai anda tahu-tahu dibobol hanya gara-gara passwordnya dibaca atau dicuri oknum orang dari RIM yang tidak bertanggung jawab misalnya. Atau bisa aja data anda meski sudah dienskripsi lalu lintas datanya oleh RIM tiba-tiba para kracker membajak datanya. Ini tentu saja berbahaya, terlebih anda adalah orang penting seperti Presiden Obama misalnya.
8. Maniak Gadget
Saya bukan tipe orang yang setia dengan ponsel, meskipun juga bukan tipe orang yang sering gonta-ganti ponsel setiap kali ada model baru. Tetapi dengan lebih memilih ponsel bukan Blackberry, paling tidak, saya tidak menemui keribetan seperti pada Blackberry setiap kali akan ganti ponsel karena handset dan simcard seperti sengaja dipasangkan seumur hidup (dilock) sehingga menjadi ribet kalau suatu saat harus ganti ponsel. Tidak seperti ponsel biasa yang tinggal ganti handset, pasang simcard, selesai.
9. iPhone
Saya kalau disuruh memilih malah lebih kepincut iPhone 4 daripada Blackberry, selain lebih powerful featurenya, canggih, juga lebih punya gengsi daripada Blackberry yang sekarang sudah jadi ponsel pasaran. Tidak usah terlalu jauh membandingkan dengan iPhone 3G, deh, dengan Nokia aja kalau diadu malah banyak yang kalah dalam hal feature dan kecanggihannya. Terlebih, Nokia juga punya Email Nokia yang juga bisa menyamai Push emailnya Blackberry. Dan hebatnya, gratis tanpa berlangganan BIS kecuali hanya bayar biaya GPRS saja.
10. Alim Markus
Pernah lihat iklan Alim Markus, Bos Maspion itu? “Cintailah produk-produk Indonesia,” begitu katanya, dengan lidah cedalnya, saat mengkampanyekan pembelian produk factorynya, Maspion, dalam sebuah iklan TV Swasta. Lalu apa ada hubungannya dengan Blackberry? Ya ada, Blackberry adalah produk asing. Terlebih RIM, vendornya sangat egois, harus dipaksa Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan Depkominfo dulu baru mau buka service centernya di negara kita. Jika saja dia bisa seperti Nokia yang begitu banyak service centernya di indonesia, paling tidak kue bisnisnya, kan tidak dikemaruki (dimakan sendiri, Red), bisa melibatkan orang kita yang ikut mencicipi kue bisnisnya dengan ikut terlibat di companynya seperti umumnya bisnis waralaba asing yang ada di negara kita.